Myopia dan Hipermetropi adalah dua jenis gangguan refraksi mata yang umum, namun memiliki perbedaan signifikan dalam cara mereka mempengaruhi penglihatan. Myopia, atau rabun jauh, adalah kondisi di mana seseorang kesulitan melihat objek yang jauh dengan jelas karena cahaya yang masuk ke mata difokuskan di depan retina. Sebaliknya, hipermetropi, atau rabun dekat, adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan melihat objek yang dekat dengan jelas karena cahaya difokuskan di belakang retina.
Penyebab dan Gejala Myopia
Myopia sering disebabkan oleh bentuk bola mata yang terlalu panjang atau kornea yang terlalu melengkung, menyebabkan cahaya tidak jatuh tepat pada retina. Gejala umum myopia meliputi kesulitan melihat objek jauh, seperti papan tulis di kelas atau tanda jalan saat berkendara. Penderita myopia mungkin juga mengalami sakit kepala atau kelelahan mata akibat ketegangan saat mencoba melihat objek jauh.
Penyebab dan Gejala Hipermetropi
Hipermetropi terjadi ketika bola mata terlalu pendek atau kornea tidak cukup melengkung, sehingga cahaya difokuskan di belakang retina. Gejala hipermetropi meliputi kesulitan melihat objek dekat, seperti saat membaca atau bekerja di depan komputer. Penderita mungkin juga merasa lelah atau tegang pada mata setelah aktivitas yang memerlukan penglihatan dekat.
Perawatan dan Pencegahan
Kedua kondisi ini dapat diatasi dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak yang sesuai. Dalam beberapa kasus, pembedahan refraktif seperti LASIK juga dapat menjadi pilihan untuk mengoreksi gangguan ini. Pencegahan myopia dan hipermetropi melibatkan pemeriksaan mata secara teratur dan mengadopsi kebiasaan baik untuk kesehatan mata, seperti istirahat yang cukup dan pencahayaan yang baik saat membaca.
Kesimpulannya, meskipun myopia dan hipermetropi adalah gangguan penglihatan yang berbeda, keduanya memerlukan perhatian medis untuk pengelolaan dan perawatan yang tepat. Pemeriksaan mata secara berkala sangat penting untuk mendeteksi dan mengatasi masalah penglihatan secara dini.